Mengapa saya harus berinvestasi, terutama sekarang?
Apakah uang tunai masih berkuasa?
By Fan Cheuk Wan
Chief Investment Officer, Asia
HSBC Global Private Banking and Wealth
Dalam dunia investasi, memiliki uang menganggur dalam jumlah yang berlebihan merupakan peluang yang hilang. Uang tunai tidak dapat memberikan potensi pengembalian secara maksimal, sehingga mengakibatkan tujuan jangka panjang Anda menjadi tidak terpenuhi. Selain itu, uang tunai juga tidak dapat melindungi Anda dari inflasi, karena nilai uang tunai terdepresiasi seiring berjalannya waktu. Namun, banyak investor masih mengalokasikan sebagian besar portofolio mereka pada uang tunai.
Uang tunai mendominasi portofolio investor affluent, berkisar dari 24% di India dan Indonesia, hingga 37% di Inggris.
Menurut Affluent Investor Snapshot 2024, 39% investor affluent berencana mengatur alokasi aset mereka, sementara 61% sisanya tidak akan membuat perubahan apa pun atau belum memutuskan untuk mengevaluasi kembali portofolio mereka selama setahun ke depan, dimana hal ini berpotensi menimbulkan alokasi uang tunai yang jauh lebih besar. Hal ini menjadi risiko.
Analisis kami tentang pengembalian investasi selama abad terakhir mengungkapkan bahwa uang tunai bukanlah strategi optimal untuk membangun kekayaan secara jangka panjang. Data historis menunjukkan bahwa saham, obligasi, real estate, dan aset alternatif tertentu seperti private assets dan hedge fund telah secara konsisten memberikan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan uang tunai dalam jangka panjang. Kami memproyeksikan bahwa uang tunai akan menghasilkan pengembalian rata-rata sebesar 2,8% pada dekade berikutnya, berkinerja lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan perkiraan pengembalian sebesar 8% untuk saham pasar negara maju dan pengembalian 5,4% dari obligasi korporasi peringkat investasi global.
39% investor affluent yang berniat mengubah alokasi portofolio mereka akan menginvestasikan lebih dari setengah (54%) dari uang tunai yang mereka miliki.
Apa yang dapat kita lakukan?
Dalam 6-12 bulan ke depan, investor dapat mempertimbangkan untuk menginvestasikan uang tunai berlebih dengan alokasi utama ke obligasi dan saham dalam portofolio yang terdiversifikasi. Hal ini dapat membantu menghasilkan arus pendapatan yang stabil dan keuntungan, sekaligus memberikan manfaat diversifikasi portofolio. Kami memperkirakan pengembalian uang tunai akan mulai turun di akhir tahun ini, karena pemotongan suku bunga hanya tinggal sebentar lagi. Oleh karena itu, saat ini investor dapat mengadopsi pendekatan cerdas dengan mengalokasikan uang tunai mereka ke obligasi dan strategi multi-aset, sambil berfokus mengunci imbal hasil obligasi yang menarik, yang mendekati level tertinggi dalam dekade ini.
Prospek ekonomi global yang membaik mendukung strategi investasi kami yang pro-risk dengan alokasi overweight pada saham dan obligasi global untuk 6 bulan ke depan. Perbaikan siklikal akan membantu memperluas pertumbuhan laba, tidak hanya di sektor teknologi tetapi juga ke sektor lain, seperti yang tercermin pada musim pendapatan kuartal I yang kuat di AS.
Kami melihat banyak peluang pada saham dan obligasi
Saham global: AS, Meksiko, India, Jepang, Korea Selatan
Obligasi: US Treasury, obligasi pemerintah Inggris, obligasi peringkat investasi dan obligasi mata uang lokal India.
Plus minus: likuiditas vs pengembalian
Bagi investor yang lebih memilih untuk menjaga likuiditas yang lebih tinggi dalam portofolio mereka dan bersedia menerima risiko kredit tertentu, obligasi durasi pendek dapat menawarkan alternatif menarik dibandingkan dengan uang tunai dalam menghasilkan arus pendapatan yang stabil. Obligasi durasi pendek adalah instrumen pendapatan tetap yang likuid dengan jatuh tempo relatif singkat dari enam bulan hingga tiga tahun. Obligasi dengan durasi yang lebih pendek tidak terlalu sensitif terhadap volatilitas suku bunga dan oleh karena itu tidak terlalu volatil dalam kondisi suku bunga yang tidak pasti.
Imbal hasil pada obligasi durasi pendek saat ini juga berada di level tertinggi dalam dekade ini, menawarkan investor kesempatan yang defensif untuk memperoleh pendapatan dengan risiko rendah. Selain itu, arus kas dari obligasi berdurasi pendek yang sering jatuh tempo dapat memberikan likuiditas yang lebih baik daripada obligasi dengan durasi lebih panjang. Obligasi durasi pendek umumnya lebih memiliki kepastian karena pokoknya dibayar lebih cepat dan dapat diinvestasikan kembali lebih cepat.
Strategi durasi pendek tidak sepenuhnya bebas risiko seperti uang tunai, tetapi strategi ini dapat menjadi langkah perantara untuk beralih ke aset berisiko dengan pendekatan yang lebih hati-hati dalam mencari keuntungan dan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan deposito berjangka. Secara historis, obligasi durasi pendek menghasilkan total pengembalian yang lebih rendah dibandingkan kelas aset berisiko lainnya, tetapi obligasi durasi pendek juga memiliki volatilitas yang lebih rendah daripada aset lain kecuali uang tunai. Dalam siklus penurunan suku bunga, obligasi durasi pendek dapat diinvestasikan kembali pada obligasi dengan imbal hasil yang lebih rendah.
Melangkah di luar kebiasaan
Ada minat yang relatif tinggi dalam berinvestasi di kelas aset alternatif seperti hedge fund, private credit funds dan private equity, dll.
Pasar akan terus khawatir akan risiko siklikal, suku bunga, dan geopolitik. Ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan hasil yang tak terduga dari pemilu AS pada bulan November adalah kuda hitam yang dapat memicu volatilitas di pasar energi, komoditas, dan mata uang. Menurut kami alokasi strategis untuk investasi alternatif sebagai instrumen inti dapat menambahkan perlindungan ke portofolio dan menurunkan volatilitas melalui diversifikasi risiko multi-aset.
Kelas aset alternatif, seperti hedge fund, private equity, private credit funds, real estat dan komoditas, memiliki korelasi yang lebih rendah dengan kelas aset tradisional seperti saham dan obligasi. Investasi alternatif telah terbukti efektif sebagai pembangun portofolio untuk diversifikasi risiko portofolio dan meningkatkan ketahanan portofolio terhadap ketidakpastian pasar.
Bagi investor yang mencari penempatan dana yang lebih rendah dan akses yang lebih mudah ke investasi alternatif, reksa dana multi-aset dengan alokasi inti ke kelas aset alternatif dapat menjadi instrumen investasi yang cocok untuk membangun eksposur strategis ke kelas aset alternatif. Reksa dana multi-aset dengan alokasi ke kelas aset alternatif dapat membantu meningkatkan profil risk-return portofolio dengan meningkatkan total pengembalian melalui akses ke lingkup investasi dan strategi yang lebih luas.
Jadi, kami yakin bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi kembali alokasi aset Anda untuk menangkap berbagai macam peluang. Memiliki uang tunai dalam jumlah yang berlebih akan menimbulkan opportunity cost yang signifikan. Perluasan dorongan siklikal dan suku bunga secara global saat ini memberikan banyak peluang untuk berinvestasi dan memperoleh pengembalian yang lebih besar.
- Laporan Global Quality of Life berjudul The Affluent Investor Snapshot 2024 oleh HSBC, menggali portofolio investasi, perilaku, dan prioritas individu affluent di seluruh dunia. Dalam penelitian yang diadakan pada Maret 2024 melalui survei online di 11 pasar ini, didapatkan wawasan dari 11,230 investor affluent yang berusia 25 hingga 69 tahun, masing-masing memiliki aset yang dapat diinvestasikan mulai dari USD 100.000 hingga USD 2 juta.